Chengs' life#area
Kamis, 23 Juni 2011
Selasa, 17 Mei 2011
Senin, 04 April 2011
Poster Pro Kontra Pembangunan PLTN
Rabu, 02 Maret 2011
Membudidayakan Tanaman Kopi
Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat.
Tanaman kopi jenis arabika sat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga kopi Robusta di pasaran dunia antara lain :
- Kelangkaan pasok jenis kopi Arabika.
- Kopi robusta mengalami over supply.
- Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
- Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.
Dari hal tersebut perlu adanya usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun.
Usaha untuk merebut peluang pasar kopi antara lain dengan Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari kopi Robusta menjadi kopi Arabika.
I. Pengertian
1. Peremajaan
Peremajaan adalah usaha menggantikan tanaman yang secara ekonomis tidak menguntungkan lagi karena produktivitasnya rendah sehingga perlu diganti dengan yang baru dan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi.
2. Perluasan
Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kopi di areal baru yang lingkungannya sesuai dengan persyaratan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi.
3. Rehabilitasi
Rehabilitasi kebun adalah kegiatan untuk memulihkan kondisi kebun ke keadaan yang lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat. Rehabilitasi tanaman ditujukan pada populasi tanaman yang telah berkurang karena kesalahan kultur teknis, serangan
II. Budidaya Tanaman Kopi Arabika
Pada dasarnya untuk usahatani dan budidaya kopi arabika melalui kegiatan Perluasan, Peremajaan dan Rehabilitasi adalah sama seperti pada kegiatan penanaman baru, yaitu :
1. Syarat Tumbuh
· Lokasi
ü Letaknyas terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ± 100 meter.
ü Lahan bebas
ü Mudah pengawasan
· Tanah
ü PH tanah : 5,5 – 6,5
ü Top Soil : Minimal 2 %.
ü Strukrur tanah : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.
· Iklim
ü Tinggi tempat : 800 – 2000 m dpl
ü Suhu : 15º C - 25º C.
ü Curah hujan : 1.750 – 3000 mm/thn
Bulan kering 3 bulan
2. Bahan Tanaman
Untuk perbanyakan tanaman di lapangan diperlukan Bibit Siap Salur dengan kriteria sebagai berikut :
ü Sumber benih : Harus berasal dari kebun induk atau
perusahaan yang telah ditunjuk.
ü Umur bibit : 8 -12 bulan
ü Tinggi : 20 -40 cm
ü Jumlah minimal daun tua : 5 – 7
ü Jumlah cabang primer : 1
ü Diameter batang : 5 – 6 cm
Kebutuhan bibit/ha
· Jarak tanam : 1,25 m x 1,25 m
· Populasi : 6.400 tanaman
Untuk sulaman : 25 %
3. Penanaman
a. Jarak Tanam
Sistem jarak tanam untuk kopi arabika antara lain :
ü Segi empat : 2,5 x 2,5 m
ü Pagar : 1,5 x 1,5 m
ü Pagar ganda : 1,5 x 1,5 x 3 cm
b. Lobang Tanam
ü Harus dibuat 3 bulan sebelum tanam.
ü Ukuran lubang 50 x 50 x 50 cm, 60 x 60 x 60 cm, 75 x 75 x 75 cm atau 1 x 1 x 1 m untuk tanah yang berat.
ü Tanah galian diletakan di kiri dan kanan lubang.
ü Lubang dibiarkan terbuka selama 3 bulan.
ü 2 -4 minggu sebelum tanam, tanah galian yang telah dicampur dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15/20 kg/lubang, dimasukkan kembali ke dalam lubang.
ü Tanah urugan jangan dipadatkan.
- Penanaman
ü Penanaman dilakukan pada musim hujan
ü Leher akar bibit ditanam rata dengan permukaan tanah.
4. Pemeliharaan
a. Penyiangan
· Membersihkan gulma di sekitar tanaman kopi.
· Penyiangan dapat dilakukan bersama-sama dengan penggemburan tanah
· Untuk tanaman dewasa dilakukan 2 x setahun
b. Pohon Pelindung
· Penanaman pohon pelindung
ü Tanaman kopi sangat memerlukan naungan untuk menjaga agar tanaman kopi jangan berbuah terlalu banyak sehingga kekuatan tanaman cepat habis.
ü Pohon pelindung ditanam 1 – 2 tahun sebelum penaman kopi, atau memanfaatkan tanaman pelindung yang ada.
ü Jenis tanaman untuk pohon pelindung antara lain lamtoro, dadap, sengon, dll.
· Pengaturan pohon pelindung
ü Tinggi pencabangan pohon pelindung diusahakan 2 x tinggi pohon kopi
ü Pemangkasan pohon pelindung dilakukan pada musim hujan.
ü Apabila tanaman kopi dan pohon pelindung telah cukup besar, pohon pelindung bisa diperpanjang menjadi 1 : 2 atau 1 : 4.
c. Pemangkasan Kopi
· Pangkasan Bentuk
ü Tinggi pangkasan 1,5 – 1,8 m
ü Cabang primer teratas harus dipotong tinggi 1 ruas
ü Pemangkasan dilakukan di akhir musim hujan
· Pangkasan Produksi
ü Pembuangan tunas wiwilan (tunas air) yang tumbuh ke atas.
ü Pembuangan cabang cacing dan cabang balik yang tidak menghasilkan buah.
ü Pembuanagn cabang-cabang yang terserang
ü Pemangkasan dilakukan 3 – 4 kali setahun dan dikerjakan pada awal musim hujan.
· Pangkasan Rejupinasi (pemudaan)
ü Ditujukan pada tanaman yang sudah tua dan produksinya sudah turun menurun
ü Pada awal musim hujan, batang dipotong miring setinggio 40 – 50 cm dari leher akar. Bekas potongan dioles dengan aspal.
ü Tanah disekeliling tanaman dicangkul dan dipupuk
ü Dari beberapa tunas yang tumbuh pelihara 1 -2 tunas yang pertumbuhannya baik dan lurus ke atas.
ü Setelah cukup besar, disambung dengan jenis yang baik dan produksinya tinggi.
5. Pemupukan
a. Dosis pemupukan kopi per pohon adalah :
· Umur 1 tahun : 50 gr Urea, 40 gr TSP, dan 40 gr KCL.
· Umur 2 tahun : 100 gr Urea, 80 gr TSP, dan 80 gr KCL.
· Umur 3 tahun : 150 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
· Umur 4 tahun : 200 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
· Umur 5-10 tahun : 300 gr Urea, 150 gr TSP, dan 240 gr KCL.
· Umur 10 thn keatas : 500 gr Urea, 200 gr TSP, dan 320 gr KCL.
b. Pupuk diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan masing-masing setengah dosis.
c. Cara pemupukan dengan membuat parit melingkar pohon sedalam ± 10 cm, dengan jarak proyek tajuk pohon (± 1 m)
6. Pengendalian Hama Penyakit.
a.
·
ü Penyebab adalah sejenis kumbang kecil
ü Menyerang buah muda dan tua
ü Pengendalian dengan mekanis yaitu dengan mengumpulkan buah-buah yang terserang, secara kultur teknis dengan penjarangan naungan dan tanaman sedangkan secara chemis dengan Insektisida Dimecron 50 SCW, Tamaron, Argothion, Lebaycide, Sevin 85 S dengan dosis 2 cc / liter air.
· Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus)
ü Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 – 7 dari pucuk kopi.
ü Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan mongering.
ü Pengendalian sama seperti pada
b. Penyakit
Penyakit Karat Daun
ü Penyebab adalah sejenis Cendawan.
ü Tanda serangan ada bercak-bercak merah kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan di permukaan daun ada bercak kuning. Kemudian daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah kopi menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik selanjutnya tanaman akan mati.
ü Pengendalian secara kultur teknis dengan menanam jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795 serta menjaga agar kondisi FungisidaDithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.
c. Panen
· Kopi Arabika mulai berbuah pada umur 4 tahun.
· Petik buah yang betul masak dengan warna merah, tua agar menghasilkan kopi yang berkualitas.
· Pada waktu panen (pemetikan) agar berhati-hati supaya tidak ada bagian pohon/cabang/ranting) yang rusak.
Sabtu, 19 Februari 2011
Peringatan Maulid Nabi Jadi Lebih Menarik
Selasa, 02 Maret 2010
Tanam Pohon Dan Selamatkan Alam Kita
Pengantar
Lingkungan sekolah yang hijau, asri, rindang, dan sejuk merupakan dambaan setiap warga sekolah, karena bukan saja memberikan suasana yang nyaman dan menyenang, tetapi juga menjadi media dan tempat pembelajaran bagi seluruh komponen sekolah, sekaligus memberikan sumbangan bagi keseimbangan lingkungan.
Seperti kita ketahui, pohon komponen penting untuk menciptakan lingkungan sejuk dan segar, Dalam ekosistem pun, pohon, berperan cukup penting dalam siklus karbon dan siklus air. Kehadiran pohon-pohon besar berperan dalam menjaga tata air dan tata udara, termasuk di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, kondisi tersebut harus dijaga dan diciptakan secara bersama-sama melibatkan seluruh komponen sekolah (murid, guru, kepala sekolah, dan orang tua murid) bersama dengan masyarakat setempat, pemerintah setempat, dan perusahaan swasta yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Hal ini memberikan manfaat bagi sekolah, sekaligus menjadi salah satu upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Karena itu, program penanaman pohon menjadi prioritas dalam penataan lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Program penanaman pohon di lingkungan sekolah akan memberikan
manfaat bagi:
· Penciptaan lingkungan sekolah yang rindang, nyaman, dan sejuk aman bagi aktivitas belajar dan bermain anak.
· Adanya kerjasama seluruh komponen sekolah dan masyarakat dalam menata lingkungan sekolah
· Memberikan kontribusi positif terhadap keseimbangan lingkungan, dan menjadi aksi nyata dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
· Melatih tanggung jawab untuk memelihara pohon yang ditanam hingga tumb
uh, melalui program adopsi pohon.
Langkah-langkah
Langkah 1. Perencanaan Bersama
· Buatlah acara pemutaran film (jika memungkinkan) dan diskusi tentang hutan dan perubahan iklim.
· Buatlah diskusi dengan murid tentang kondisi lingkungan sekolah yang diinginkan oleh murid-murid, dan upaya apa yang bisa dilakukan sekolah dalam menghadapi perubahan iklim.
· Ajaklah murid-murid untuk mengamati lingkungan sekolah, buatlah peta/denah sekolah sesuai dengan hasil pengamatan lapangan.
· Petakan dan diskusikanlah tentang apa yang ada di lingkungan
sekolah, aktivitas apa saja yang dilakukan di sekolah, petakan, dimana mereka lakukan. Perubahan yang mereka inginkan, dan apa yang bisa mereka lakukan untuk itu dan petakan.
· Buatlah rencana pelaksanaan secara sederhana dengan anak-anak mengenai program menanaman pohon, yang meliputi:
o Dengan memanfaatkan peta/denah yang telah dibuat, buatlah rencana lokasi penanaman (blocking) dan tentukan tata letak dan jarak tanam.
o Mengidentifikasi kebutuhan untuk menanam pohon, seperti:
§ Jumlah dan jenis tanaman yang akan ditanam
§ Pupuk organik
§ Peralatan dan perlengkapan menanam (cangkul, linggis, skop, parang dsb.)
§ Pagar (jika diperlukan), di beberapa daerah diperlukan karena ada gangguan hewan ternak
o Memilih jenis tanaman yang akan ditanam, berdasarkan:
§ Manfaat (tanaman obat, tanaman buah-buahan, peneduh, keindahan, warna , dsb).
§ Bentuk, kecepatan tumbuh dan kekuatan (rindang, tinggi/rendah, berdaun lebar/jarum, cepat besar, kokoh, dsb).
§ Ketahanan hidup dan kemudahan pemeliharaan
§ Membuat label untuk setiap tanaman yang akan ditanam, agar bisa dipelajari.
o Menentukan siapa saja yang terlibat dalam program ini: murid, guru, orang tua murid, pemerintah daerah, instansi terkait, perusahaan swasta, masyarakat sekitar, dsb. Peranan apa yang diharapkan dari mereka.
o Menentukan waktu mulai tahap persiapan, penanaman, dan pemeliharaan. Dengan memperhatikan musim, agar mengurangi tingkat kegagalan saat penanaman.
o Membuat rencana pemeliharaan dengan model adopsi pohon. Setiap pohon yang ditanam memiliki Bapak Asuh dan pengasuh. Bapak Asuh direkrut dari guru, orang tua murid, pemerintah setempat, pengusaha swasta, dsb. Sementara pengasuh direkrut dari murid. Mereka bertanggung jawab untuk memelihara pohon agar tumbuh dengan baik.
· Sosialisasikan dan kampanyekan program tersebut termasuk program “Bapak Asuh” dan “Pengasuh” pohon, untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak.
Langkah 2. Pengadaan Bibit
· Bibit dapat disediakan melalui penyemaian sendiri; sumbangan dari murid, orang tua, perusahaan swasta, Dinas Pertanaman, Dinas Kehutanan, dsb.; jika memungkin dapat dibeli dengan menggunakan anggaran sekolah.
· Bibit yang telah terkumpul, sebelum ditanam, sebaiknya diadaptasi secara bertahap, agar dapat menyesiakan diri dengan lingkungan sekitar.
Langkah 3. Penyediaan Lubang Tanam
· Galilah lubang tanam sesuai dengan peta/denah program penanaman pohon, biarkan beberapa hari.
· Lubang yang telah dibuat diberi pupuk organik secukupnya.
· Jika tidak ada, bisa menggunakan sampah organik. Bila menggunakan sampah organik, sebaiknya lubang dibuat tiga bulan sebelumnya, kemudian masukkan sampah organik.
Langkah 4. Penanaman dan Pemelihaan melalui Adopsi Pohon
· Ajaklah/undanglah berbagai pihak murid, guru, orang tua, perusahaan swasta, masyarakat setempat, Dinas Pertanaman, Dinas Kehutanan, dsb untuk terlibat dalam penanaman pohon.
· Tanamlah pohon sesuai dengan lokasi yang telah direncanakan, di dalam lubang yang telah diberi pupuk organik.
· Penanaman akan lebih baik jika dilakukan pada awal musim hujan, agar mempermudah pemeliharaan.
· Pada hari-hari awal, bila tidak ada hujan dilakukan penyiraman –lebih baik sore hari—bila tidak bisa dilakukan pagi hari, sebaiknya penyiraman dilakukan tidak mengenai daun dan batangnya.
· Untuk menjamin kelulushidupan setiap pohon, maka sebaiknya ditawarkan kepada peserta/undangan yang terlibat dalam penanaman sebagai “Bapak Asuh” pohon dan setiap anak –secara berkelompok maupun individual—bertanggung jawab sebagai “Pengasuh” pohon dengan lokasi tertentu yang telah ditentukan . Berilah sertifikat khusus kepada mereka.
· Bila pohon tersebut mati, maka “Bapak Asuh” dan “Pengasuh” akan menggantikannya dengan pohon baru dari jenis yang sama.
Langkah 5. Pelaporan, Presentasi Akhir, dan Deseminasi
· Buatlah laporan lengkap terhadap seluruh proses yang dijalani, termasuk laporan keuangan. Buatlah rangkap, dan laporkan kepada pihak-pihak yang telah mendukung.
· Buatlah ringkasan proses dan hasil projek ini, untuk disebarluaskan kepada seluruh peserta yang hadir dalam presentasi akhir.
· Buatlah presentasi yang menceritakan seluruh proses dan hasil yang telah dicapai, serta hasil monitoring pertumbuhan pohon, lengkap dengan hasil dokumentasi (foto dan atau video),
· Undanglah berbagai pihak yang telah mendukung projek ini dalam presentasi ini sebagai laporan, penghargaan, dan ucapan terima kasih kepada mereka
· Undanglah sekolah-sekolah terdekat, dalam mempresentasi hasil akhir ini, dengan harapan mereka dapat mengadopsi kegiatan seperti ini.
· Publikasikan seluruh atau tahap pertahap proses dan hasil yang dicapai dalam projek ini di dalam media publikasi sekolah, web-site sekolah, atau dalam blog.
Catatan: Bila penanaman tersebut tidak memungkinkan dilakukan di lahan sekolah, bisa dilakukan di lahan sekitar sekolah atau daerah-daerah lahan kritis di sekitar sekolah. Proses-proses tersebut di atas masih tetap bisa dilaksanakan, dengan sekolah sebagai lembaga penyelenggara.
Referensi
Menanam Pohon di Lingkungan Sekolah, http://www.berani.co.id/Artikel_Detail.aspx?ID=2953
Mengapa Menanam Pohon?, http://bocah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=559&Itemid=39